tegursapanews.com - Ulama besar Baghdad tersebut mulai pembicaraan di hadapan Khalifah. Setelah memuji dan menyampaikan mukadimah, ia lalu mengatakan bahwa kaum Alawiyah di bawah pimpinan Abdullah bin Al-Hasan ingin melakukan makar.
Di antara mereka ada seorang laki-laki bernama Muhammad bin Idris. Ia mengaku lebih berhak memegang kekhalifahan daripada Harun Ar-Rasyid.
Ia juga mengaku memiliki ilmu yang belum selayaknya dimiliki orang seusianya, juga memiliki para pengikut yang meriwayatkan perkataannya.
Tak lama, Muhammad bin Al-Hasan pun melanjutkan perkataannya. Ia mengatakan sangat merasa khawatir, terutama apabila hal ini akan memorak porandakan pemerintahan dan kekuasaan sang Khalifah.
Mendengar pemaparan tersebut, sang Khalifah melirik dan bertanya kepada Abu Yusuf yang mengungkapkan hal serupa.
Sang Khalifah lalu melihat Imam Syafii dan terjadilah dialog panjang. Akhirnya, sang Khalifah pun memutuskan bahwa sang Imam sama sekali tidak bersalah.
Bahkan Khalifah Harun Ar-Rasyid memuji beliau dan memberikan uang sebanyak 1.000 dinar.
Begitulah "ujian" Yang dialami Imam Syafii dalam perjalanan hidupnya. Walaupun awalnya harus di borgol dan di arak dari Yaman ke Irak, namun semuanya berakhir bahagia.
Bahkan, beliau bisa menambah ilmu di sana dengan belajar langsung kepada para ulama ahli Ra'yi sekaligus mempelajari kitab-kitab mereka.
Bersambung......
Masjid Al-Haq, Jalan Rungkut Mapan Barat XII /Jalan Rungkut Permai VIII-IX Kel Rungkut Tengah Kecamatan Gunung Anyar Surabaya.
U I P M
E C O S O C
For further information call: 0818 536 867
