tegursapanews : Dalam perjalanan waktu, kami pernah menelusuri Pantai Utara Pulau Jawa dari Jakarta ke Cirebon, Demak, Kudus, Tuban, Lamongan, Gresik dan Surabaya dalam program ziarah ke makam Wali Songo dari Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) sampai ke Sunan Ampel (Raden Rahmat).
Kemudian kami pernah berziarah ke makam Bung Hatta di Jakarta Selatan, Bung Karno di Blitar, Sheh Harto di Karanganyar, KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta, KH Hasyim Asy'ari dan anak cucunya di Jombang, KH Cholil di Bangkalan Madura termasuk WR Supratman di Surabaya.
Selain itu berziarah ke makam Pangeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin dan Syeikh Yusuf al-Bantani di Makassar Sulsel, Imam Bonjol di Minahasa Sulut, Sultan Mahmud Badaruddin II di Ternate Maluku Utara dan tetokoh nasional lainnya.
Pekan lalu ketika berkunjung ke destinasi wisata Candi Borobudur Magelang Jawa Tengah pada saat perayaan Hari Raya Waisak ke 2569 BE hari Selasa, 12 Mei 2025, kami sempat mengunjungi Museum Presiden Soeharto di Yogyakarta dan Museum Yudhoyono (SBY ANI) di Pacitan Jawa Timur. Selain mampir di rumah Presiden ke 7 Tn Jokowi di Surakarta Jawa Tengah.
Hal tersebut terkait dengan rasa nasionalisme yang berupa rasa hormat terhadap perjuangan tetokoh Islam yang sudah berbuat banyak pada bangsa, negara dan agama. Mereka Itu adalah Pahlawan Nasional.
Salah satu hal yang memprihatinkan, tokoh nasional yang waktu lahir diberi nama Tn Muljono di Solo. Beliau dihargai dan dihormati tokoh dunia di mancanegara, justru sebaliknya beliau difitnah dan dilecehkan oleh segelintir warga yang sakit hati dengan tuduhan seperti anak Gerwani dan ijazah palsu.
Perasaan warga negara selama ini dalam hal menghargai dan atau melecehkan tetokoh nasional termasuk percikan dari HAM (Hak Azasi Manusia), seperti profil netizen yang pro dan kontra terhadap gugatan ijazah palsu Tn Jokowi pada saat ini. Barokallah Amien.
Selasa, 20 Mei 25
Sabdasheh
Editor: Abdul Chalim
