Notification

×

Iklan

Iklan

Filosofi Busana Bhiksu Warna Oranye dan Pakaian Ihram Warna Putih

| Mei 22, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-05-22T07:04:03Z
tegursapanews - Alkisah pada Sabtu,19 November 2022, kita pernah berkunjung ke destinasi wisata religi Umat Budha se-Dunia Candi Borobudur di Magelang Jawa Tengah bertepatan acara Muktamar Muhammadiyah ke 48 di Surakarta. Kemudian pekan lalu pada Selasa, 14 Mei 24, kita sempat menyaksikan bangunan Candi Arjuna di dataran tinggi Dieng Wonosobo dan Banjar Negara Jawa Tengah.

Kono kedua candi tersebut dibangun pada abad ke 8 di dataran tinggi oleh Raja Syailendra sebagai tokoh agama Budha pada saat itu. Kenapa Candi Arjuna dibangun di dataran tinggi, konon dalam mitos keyakinan umat Budha, bahwa Dewa Tertinggi bersemayam di atas gunung, sehingga disebut dengan istilah Dieng (Rumah Dewa).

Salah satu hal yang menarik perhatian, ketika kita di Candi Borobudur bertemu dan ngobrol dengan beberapa orang Bhiksu yang datang dari beberapa negara di Asia, seperti warga India, Thailand, Laos dan lainnya. Mereka itu memakai busana warna Oranye atau Jingga yang bentuknya agak mirip dengan Busana Ihram berwarna Putih yang dipakai umat Islam pada saat mereka sedang melaksanakan Ibadah Umrah dan Manasik Haji di kota suci Makkah Arab Saudi.

Pakaian Ihram yang pernah dipakai umat Islam pada saat Ibadah Umrah dan Manasik Haji di tanah suci Makkah sering dimanfaatkan untuk kain kafan pada saat orang tersebut meninggal dunia. Kita pernah menggunakan dua lembar pakaian Ihram untuk kain kafan leluhur kita Tn Basri dan Pn Syamsiah pada saat pemindahan makamnya pada awal Januari 2022 yang lalu di Dusun Simpang Agung Merapi Timur Lahat Sumsel.

Adapun pilihan Bhiksu memakai busana warna Oranye mengikuti jejak langkah Budha Sidharta Gautama (Nabi Dzulkifli) pada saat beliau sedang bertapa di Kafilawastu 5 abad sebelum Masehi (Kelahiran Nabi Isa al-Masih). Warna pakaian tersebut diilhami oleh para pendeta Hindu yang memakai warna Jingga.

Konon para pendeta Hindu di India pada saat itu meyakini eksistensi Dewa Brahma (Nabi Ibrahim AS) sebagai Tuhan Pencipta Makhluk (al-Khaliq). Profil warna Oranye tampak cerah yang mengandung makna nilai kebenaran dari Tuhan yang harus disampaikan di muka bumi.

Berbeda dengan makna warna Putih yang dipakai para jamaah haji dan umrah di Makkah yaitu mengandung makna kesucian lahir batin. Umat Islam yang sudah tawaf 7 kali di Kakbah, status mereka itu bagaikan bayi yang baru lahir, karena semua dosa mereka selama hidup telah diampuni oleh Tuhan Yang Maha Pengampun (al-Maghfur).

Dalam Islam salah satu pilar rukun Iman yaitu percaya terhadap semua nabi dan Rasulullah di muka bumi, seperti yang tercatat dalam kitab suci al-Quran sebanyak 25 orang. Dalam hal ini ada benang merah dalam sejarah agama di muka bumi antara agama Hindu (Nabi Ibrahim AS), agama Budha (Dzulkifli AS) dan agama Islam (Muhammad SAW). Wallahu aklam.

Rabu, 22 Mei 24 
13 Zulkaidah 1445
Sabdasheh

Editor: Abdul Chalim

Oleh: Sheh Sulhawi Rubba
×
Berita Terbaru Update